Kamis, 15 April 2010

Produk Snack (Management Strategik)



Produk Lilin (Management Strategik)

Tugas Management Strategik (5 soal)

Nama : Fenny Dayani

Kelas : 4EB05

NPM : 20206356

Tugas: Management Strategik

1. Sebutkan Model 5 kekuatan persaingan !!

Jawab :Ada 5 Model kekuatan persaingan menurut Porter :

  1. Persaingan antar pesaing dalam industry yang sama (rivalry among competitors).
  2. Ancaman untuk memasuki pasar bagi pendatang baru (threat of entry).
  3. Ancaman barang subtitusi (threat of substitutions).
  4. Daya tawar pembeli (bargaining power of buyers).
  5. Daya tawar penjual (bargaining power of suppliers).

2. Carilah bagan rantai nilai !!

Jawab :


1. Infrastruktur Perusahaan. M

2. Manajemen SDM. A

3. Pengembangan Tekhnologi. R

4. Pengadaan Barang. G

5. Inbound Logistics (Penyimpanan) mencakup I

- operasi (mengubah input menjadi output), N

- outbond logistics (distribusi ke konsumen),

- pemasaran dan penjualan, pelayanan.

Ini juga mencakup Aktivitas Utama.

3. Carilah bagan strategi M. Porter !!!

Jawab :

Keunggulan Kompetitif

Biaya Rendah Diferensiasi Produk/Jasa

Lingkup 1. Kepemimpian Biaya 3. Diferensiasi (Luas)

Persaingan (Sempit) 2. Fokus (Biaya) 4. Fokus (Diferensiasi)

4. Apakah/Bagaimana cara mendapat harga pokok produksi/ produk yang berbiaya rendah dan djual dengan harga yang bersaing pastinya diminati konsumen !!

Jawab :

PT. Unilever Indonesia, Tbk. yang beroperasi di Indonesia sejak tahun 1933, telah tumbuh menjadi perusahaan penyedia consumer product yang mempunyai peran penting di Indonesia. Posisi Unilever yang kuat sebagai pemimpin pasar telah diakui melalui berbagai penghargaan nasional dan regional yang diterima oleh perusahaan. Unilever adalah produsen merek-merek terkenal di seluruh dunia yang juga terkenal di tingkat regional dan lokal, antara lain Pepsodent, Lux, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona, Rinso, Molto, Ponds, Blue Band, Royco, Sariwangi, Bango, Taro, Lifebuoy dan lainnya. Tapi, disini yang akan dibahas adalah produk Lifebouy khususnya Lifebouy shampoo yang dijual dengan harga rendah dari produk shampoo lainnya.

Latar Belakang Lifebouy

Menyebut produk Lifebouy, pastinya pikiran kita akan tertuju pada sebuah produk sabun kesehatan yang dikeluarkan oleh PT. Unilever tbk. Pada awalnya tujuan Lifebuoy adalah memberikan solusi kebersihan dan kesehatan yang terjangkau dan mudah diperoleh sehingga orang dapat menjalani hidup tanpa rasa khawatir dengan kebersihan dan akibatnya terhadap kesehatan. Hal yang utama bagi lifebuoy adalah Janji perlindungan dan komitmennya untuk mendukung kehidupan melalui perlindungan yang lebih baik , Lifebuoy, suatu jaminan perlindungan jika anda merasa terancam. Sebagai contoh, kampanye yang dilakukan dan diberi judul “Mencuci tangan membantu menjaga kesehatan”, mendorong penggunaan sabun Lifebuoy untuk membunuh kuman di tangan yang dapat menyebabkan timbulnya masalah kesehatan. Kampanye yang sama terus berlanjut hingga saat ini, dengan program pendidikan kebersihan Lifebuoy yang terus berlangsung di negara-negara termasuk India, Bangladesh, Pakistan, Sri Lanka, Indonesia dan Vietnam.

Tetapi, di tengah lingkungan bisnis yang semakin competitif, para pemasar merek harus mencari strategi yang tepat untuk dapat mengelola portofolio mereka, diantaranya dengan mampu mengurangi risiko kegagalan produk baru. Salah satu cara yang terkenal untuk mengurangi risiko kegagalan produk baru adalah dengan strategi perluasan merek (Brand Extention).

Inovasi

Dan di penghujung tahun 2001, PT. Unilever melakukan strategi brand extension terhadap produk sabun mandi Lifebouynya dengan meluncurkan produk baru dengan merek yang sama untuk kategori shampoo. Brand extension (Perluasan Merek) adalah strategi yang paling popular saat ini untuk memperkenalkan produk baru dalam kategori produk yang berbeda. Alasan penggunaan konsep ini dalam peluncuran produk baru jelas mengharapkan merek yang sudah terkenal dapat mendorong penjualan, sehingga konsumen tidak merasa asing lagi dengan produk yang baru ditawarkan tersebut. Pemakaian brand extension “Lifebuoy” untuk shampoo, merupakan jalan pintas untuk menembus pasar shampoo yang lebih dulu dimasuki Rejoice, Pantene dan Head & Shoulders (produksi Procter and Gamble, competitor Unilever) serta bersaing dengan produk Unilever sendiri seperti Sunslik dan Clear.

Saat ekuitas merek yang kuat sudah tercapai maka suatu perusahaan dapat melakukan differesiasi merek/ brand extension dengan memakai merek yang sama, seperti yang dilakukan oleh PT Unilever tbk pada produk Lifebouynya. PT Unilever sebagai produsen merek lifebouy menyadari manfaat dari kuatnya ekuitas merek lifebouy, sehingga dibandingkan mengeluarkan merek lain, lebih baik menggunakan merek lifebouy sebagai produk shampo baru sehingga akan menghemat biaya promosi untuk merek baru. Hal ini dapat dianalisa sebagai strategi pemasaran untuk berebut pangsa pasar shampo dengan memakai merek “lifebouy”yang sudah dikenal dan mapan dalam pangsa pasar.

Masuknya Lifebuoy ke dalam ketegori produk baru (shampoo) akan berhadapan secara langsung dengan pemain lama yang sudah mapan yaitu untuk sesama produk Unilever seperti Sunslik dan Clear dengan market share sebesar 37.22% dan 27.18 %, maupun produk shampoo yang dihasilkan competitor yaitu Procter and Gamble (P & G) dengan produknya Pantene (18.84 %), Rejoice (6.26 %) serta Head and Shoulder (2.07 %). Seperti penelitian yang dilakukan SWA pada tahun 2002 terhadap persaingan beberapa produk shampoo yang ada di pasar.

Berdasarkan data SWA pada tahun 2002, ditinjau dari aspek kualitas (QSS), persepsi bukan merek yang paling baik (PBS) serta total score (TSS), produk shampoo unggulan Unilever merosot ditempat ke empat. Sangat jauh dibandingkan dengan produk pesaing terdekatnya Procter & Gamble. Kenyataan ini menunjukkan kemungkinan telah terjadi proses penipisan merek (brand dilution) dan kanibalisasi produk Unilever sendiri akibat munculnya produk baru shampoo Lifebuoy.

Jadi, untuk mendapatkan harga pokok produksi yang berbiaya rendah PT Unilever melakukan strategi pemasaran agar dapat bersaing dengan produk lainnya dan untuk mengurangi risiko kegagalan produk baru, dengan cara melakukan strategi perluasan merek atau lebih dikenal dengan Brand Extention. Selain itu, PT Unilever tbk sebagai produsen merek lifebuoy juga memanfaatkan kuatnya ekuitas merek Lifebouy. Sehingga, dengan cara menggunakan perluasan merek dan kuatnya ekuitas merek pada produk lifebuoy sebagai produk shampo baru, dapat menghemat biaya promosi untuk merek baru dan PT Unilever dapat menjual produk shampoo dengan harga rendah karena adanya penghematan dan pengawasan biaya yang ketat sehingga harga yang dilempar ke pasar dapat lebih rendah dan dapat bersaing dengan produk shampoo lainnya. Dengan kuatnya ekuitas merek Lifebouy yang sudah dikenal oleh konsumen sebelumnya dan harganya lebih rendah dapat memperluas pangsa pasar Lifebouy untuk menarik konsumen lebih luas.

5. Rantai nilai pada perusahaan yang memiliki produksi berbiaya rendah, gambarkan bagannya !

Jawab :

Aktivitas Pendukung :

Infrastruktur Perusahaan: 1. Tingkatan Manajemen yang pendek untuk mengurangi biaya overhead.

2. Praktik Akuntansi standar untuk mengurangi kebutuhan karyawan

Manajemen Sumber Daya Manusia : 1. Meminimalkan biaya yang terjadi dengan penggantian karyawan melalui kebijakan yang efektif.

2. Program pelatihan dan orientasi yang efektif untuk meningkatkan produkivitas karyawan.

Pengembangan Tekhnologi : 1. Pemakaian Tekhnologi otomatis yang efektif untuk mengurangi sampah produk.

2. Ahli dalam rekayasa proses untuk mengurangi biaya manufaktur.

Keadaan bahan baku/penolong : 1. Pedoman kebijakan yang efektif untuk menjamin pasokan bahan mentah dengan biaya murah.

2. Berbagai operasi pembelian dengan unit bisnis lain.

Aktivitas Utama :

1. Dseign Layout dan Operasi pergudangan yang efektif.

2. Pengendalian dan kualitas yang efektif untuk meminimalkan kerja ulang dalam produk akhir.

3. Pemanfaatan pengiriman lewat udara yang efektif.

4. Pembelian barang dalam jumlah besar dan Pemanfaatan SDM pemasaran secara optimal.

5. Menggunakan pedoman perbaikan jasa untuk meminimalkan panggilan perbaikan yang berulang dan Menggunakan kendaraan reparasi yang sama untuk meminimalisasi biaya.

Keterangan untuk penerapan rantai nilai pada PT Unilever tbk :

1. Infrastruktur Perusahaan

Perusahaan harus memiliki persyaratan organisasional yang ketat. Perusahaan mampu membangun struktur organisasi yang berjenjang yang menggambarkan pembagian tugas dan tanggung jawab secara jelas. Organisasi perusahaan dominan (PT Unilever tbk sebagai penguasa pasar) cenderung vertical dan mengikuti prinsip organisasi mekanistik. Dengan demikian, perusahaan mampu menghasilkan laporan kinerja perusahaan, khususnya laporan kinerja produksi secara jelas, dan detail. Disaat yang sama, perusahaan menerapkan proses pengawasan, khususnya pengawasan biaya, dengan amat ketat sebagai pendukung dalam melakukan peluncuran produk baru berbiaya rendah.

2. Manajemen Sumber Daya Manusia

Adanya program pelatihan dan orientasi yang efektif untuk para karyawan dalam memberikan penyuluhan bimbingan untuk meningkatkan produktivitas karyawan.

3. Pengembangan Tekhnologi

PT Unilever tbk dituntut menguasai barang dan menciptakan design barang yang sederhana dan mudah dikerjakan tanpa berlebihan serta memberikan perhatian pada karakteristik barang pada tingkatan (level) yang lebih tinggi agar dapat terjangkau pada konsumen yang luas.

4. Keadaan bahan baku/penolong

Karena PT Unilever tbk merupakan perusahaan yang mendominan pada produk yang ada di pasar sehingga perusahaan dominan dapat melakukan strategi Brand Extension dengan cara menekan harga pasar. Ini dilakukan dengan cara memperluas pangsa pasar yang telah dimiliki dengan jalan memperbesar jumlah barang yang dijual. Penurunan harga terjadi sepanjang semua tambahan jumlah barang yang dilempar dipasar dapat terjual karena permintaan barang masih cukup.

Referensi :

1. http://fraimarketing.com/index.php?option=com_content&task=view&id=37&Itemid=27

2.http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/pengantar-ilmu-hubungan-internasional/periklanan-produk-unilever-yang-berkembang-pesat

3. http://www.unilever.co.id/id/produkkami

4. www.swa.co.id

5. www.google.com

Tugas M

Tugas Management Strategik

Tugas Manajemen Strategik

KELAS : 4EB05

NAMA KELOMPOK :

1. ANDI NINDITA FADJAR (20206084)

2. FENNY DAYANI (20206356)

3. HENI WULANDARI (20206428)

4. RETNO SARWOEDY.P. (20206794)

5. RIZKI MUTI AGUSTIANI (20206855)

6. ADITHYA SAPUTRA (21206210)

7. INDRA HERMAWAN (21206210)

8. SASTERA (21206169)



UNIVERSITAS GUNADARMA
2010





Latar Belakang

Di zaman modern ini banyak sekali pengangguran di Indonesia. Kita tidak dapat menunggu atau mengandalkan pekerjaan dari seseorang atau instansi tertentu. Sehingga, kita dituntut untuk dapat kreatif dan inovasi dalam menciptakan suatu lapangan pekerjaan baru.
Untuk itu kami memutuskan untuk menjual suatu produk. Produk yang mungkin belum terpikirkan oleh orang lain. Kami memilih produk lilin souvenir dan snack (makanan ringan). Produk lilin kami beri nama EIGHT CANDLE. Kami memilih produk lilin karena banyaknya variasi bentuk dan sebagai alternative salah satunya kebutuhan pada saat listrik padam, serta bisa digunakan sebagai hadiah.
Produk lilin souvenir ini terdiri dari 2 (dua) bentuk yaitu bunga mawar dan bunga anggrek dengan 3 (tiga) warna yaitu pink, merah marun, dan biru. Selain itu, pada produk kami mencatumkan logo produk.

Kami memutuskan untuk membeli produk jadi karena selain kami dapat memilih beraneka ragam bentuk, biayanya lebih rendah dari pada membuat sendiri. Selain itu, kami juga dapat memahami waktu.

Untuk memanfaatkan modal yang terkumpul dari penjualan lilin, maka modal tersebut dimanfaatkan dengan pembelian produk lain. Selain itu juga untuk memaksimalkan keuntungan yang akan didapat, kami sepakat untuk membeli produk yang banyak diminati dan tentunya dengan harga terjangkau. Produk yang banyak diminati dengan harga yang terjangkau menurut kami lebih mudah untuk dijual berarti modal cepat kembali dan memiliki resiko produk tidak terjual lebih kecil.
Dengan adanya alasan tersebut dan tujuan sasaran pasar kami, yaitu lingkungan kampus kami dan sekitarnya, kami mengambil keputusan untuk menjual aneka macam snack (makanan ringan). Produk kami beri nama KRIP’Z. Kami memilih produk ini karena kita semua tahu bahwa snack banyak diminati oleh konsumen, selain itu kita dapat memilih beraneka ragam snack dengan harga terjangkau dan dapat dijual dengan harga layak. Keunggulan dari produk snack ini adalah dari rasanya gurih dan renyah, harganya murah, komposisi isinya sesuai dengan harga, tahan lama, dan dapat dikonsumsi sehari-hari.


I. Lokasi Pembelian Bahan Baku

Kami membeli produk lilin souvenir di Pasar Jatinegara, Jakarta Timur. Produk snack kami beli di Toko PD Sahabat Jaya, Jl. Raya Bogor KM 24 (JL. H. Husin No. 18) Cijantung, Jakarta Timur. Telp : (62-21) 8400768, 8400184.

II. Daerah Pemasaran

1. Kampus Gunadarma (D,E,G). 6. Kebayoran Lama.
2. Lenteng Agung. 7. Cipondoh.
3. Ragunan. 8. Depok (Kapuk).
4. Lebak Bulus. 9. Cibubur.
5. Radio Dalam. 10. Karawang.

III. Laporan Keuangan

Laporan Laba Rugi Produk Lilin

Penjualan 49 x Rp 5.000,- Rp. 245.000,-
Persediaan awal = 0
Pembelian @ 50 x Rp. 3.000,- = Rp. 150.000,- +
BTUD = Rp. 150.000,-
Persediaan akhir = 0 +
Biaya penjualan Rp. 150.000 -
Laba Kotor Rp. 95.000,-

Biaya-biaya :
Biaya Transportasi Rp. 25.000,- (@ 4orang)
Biaya Logo Rp. 5.000,-
Biaya Komunikasi Rp. 5.000,- _
Total Biaya Rp. 35.000,- _
Laba Bersih Rp. 60.000,-

*** Keterangan :
Modal awal : Rp. 200.000,-
Biaya Lilin : Rp. 185.000,- _
Sisa : Rp. 15.000,-


Laporan Laba Rugi Produk Snack

Penjualan :
- Potato 9 x Rp. 7.000,- = Rp. 63.000,-
- Stik Balado 10 x Rp. 8.000,- = Rp. 80.000,-
- Stik Coklat (6 x Rp. 2.000,-) + = Rp. 22.000,-
(2 x Rp. 2500,-)
- Kripik Bawang 6 x Rp. 2.500,- = Rp. 15.000,-
Total Penjualan Rp. 180.000,-
Persediaan awal 0
Pembelian Rp. 89.500,- +
BTUD Rp. 89.500,-
Persediaan akhir 0 +
Biaya penjualan Rp. 89.500 -
Laba Kotor Rp. 90.500,-

Biaya-biaya :
Biaya Transportasi Rp. 20.000,-
Biaya Logo Rp. 20.000,-
Biaya Kemasan Rp. 5.000,- +
Total Biaya Rp. 45.000,- _
Laba Bersih Rp. 45.500,-

*** Keterangan :
Total Laba : Rp. 15.000,- + Rp. 60.000,- + Rp. 45.500,- = Rp. 120.500,-

IV. Struktur Organisasi

Ketua : Andi Nindita Fadjar
Wakil Ketua : Sastera
Bagian Keuangan : - Heni Wulandari
- Fenny Dayani
Bagian Promosi : - Retno Sarwoedy.P.
- Rizki Muti Agustiani
Bagian Kreatif : - Indra Hermawan
- Adthiya Saputra


Job description

1. Ketua :


• Memimpin jalannya kegiatan.
• Memberikan arahan kepada setiap bagian.
• Membuat keputusan.

2. Wakil Ketua :

• Membantu ketua dalam menetapkan keputusan.

3. Bagian Keuangan :

• Menyusun aggaran keuangan.
• Mencatat pendapatan dan pengeluaran dari penjualan.
• Membuat laporan keuangan.

4. Bagian Pemasaran :

• Memberikan informasi kepada setiap bagian yang berkaitan dengan kegiatan.
• Survei tempat untuk membeli produk dan pangsa pasar yang akan dituju untuk menjual produk.
• Mempromosikan produk yang dijual.

5. Bagian Kreatif :

• Membuat kreatifitas untuk menunjang penampilan produk yang dijual, seperti membuat design logo dan kemasan untuk produk yang dijual.