Rabu, 30 Desember 2009

Wafanya Gus Dur

Gus Dur Wafat
KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO
Abudurrahman Wahid atau Gus Dur.
Rabu, 30 Desember 2009 | 19:07 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dipastikan meninggal dunia pukul 18.45 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Kabar tersebut dibenarkan putri Gus Dur, Yenny Wahid, melalui telepon kepada Kompas.com.

Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) datang ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, Rabu (30/12/2009) petang. Presiden Yudhoyono tiba di halaman RSCM sekitar pukul 18.30 menggunakan mobil kepresidenan dengan pengawalan tidak terlalu ketat, yakni hanya dikawal lima mobil Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).

Presiden Yudhoyono yang mengenakan kemeja batik berwarna coklat tampak masuk dari pintu utama RSCM langsung menuju kamar tempat KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dirawat sejak beberapa hari lalu. Tidak tampak Ibu Negara Ani Yudhoyono mendampingi Presiden. Sekitar 10 menit setelah Presiden tiba, Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih datang dengan tampak agak terburu-buru. Ia kemudian segera menyusul ke kamar tempat Gus Dur dirawat yang sedang dikunjungi Presiden.

Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini dirawat di Ruang VVIP Nomor 116 Gedung A RSCM. Sebelum dirawat di RSCM Jakarta, Gus Dur sempat menjalani perawatan medis di RS Jombang Jawa Timur, pada Kamis (24/12/2009), karena kelelahan setelah melakukan kunjungan ke beberapa pondok pesantren di Jawa Timur.

Sumber :http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/12/30/19073028/Gus.Dur.Wafat

Tips Memasak Cepat

Masak cepat? Mana bisa? Ponder
Kalo memang jenis masakan tersebut banyak makan waktu, baru enak?...Sedikit berlebihan judulle kayaknya...Huh? 2

Iya juga ya....tapi masih sejurusan dech kayaknya..jadi hajar saja bleeeeh...bablas..I've Got It

Kalo mau masak paling sebel berurusan sama olek2...soalnya olek2ku kecil, di tambah diakhir masa proses masak...cucian piringgeeeee...bo..
jadi melimpah ruah...Washing Dishes
padahal hambir semua masakan indo kudu ngulek2 bumbu...!!! Perturbed

Kita bikin triks aza....High Five
* Ambil bawang2 yang biasa dipakai masak, mau bawang putih, bombay, merah
* Blender secara terpisah !!..ingat2...pakai minyak goreng ya..jangan air...!!
* Tumis sampai harum....tunggu dingin...masukan dalam wadah...

Blenderan bawang2 tersebut bisa awet sampai 1 minggu di taruh di kulkas tertunya...dan ingat2 kalau kulkasnya nyala alias stom nggak mati yee..!!

Kalau mau masak tinggal ambil, taruh panci atau wajan...beri bumbu2 bubuk lain sesuai resep jadi dech masakan...kan jadi lebih cepat...*maksa aza deh*

Oke kalau berkenan...dan ingin mengikuti jejak kemalasanku..bisa di coba..Indian
Selamat mencoba..dan merdeka..*apa seh nich..??*

Tags: abisz
Prev: Masak nasi atau kupat pake plastik??..kenapa enggak??

Tips Merawat Rambut

Bisa dipastikan hampir semua perempuan ingin memiliki rambut yang terawat sehat dan indah dipandang mata. Sayangnya, kesibukan bekerja seringkali menjadi kendala untuk merawat diri di salon atau pusat kecantikan.

Selain lebih mahal, ke salon, umumnya akan memakan waktu berjam-jam, sementara dari pagi hingga sore waktu sudah dihabiskan di kantor. Untuk mudahnya dan tentu saja efisiensi waktu, perawatan rambut juga bisa dilakukan di rumah.

Berikut ini adalah beberapa tips merawat rambut agar sehat yang dapat Anda lakukan di rumah:

1. Untuk menghindari kusam dengan ujung-ujungnya yang pecah, Anda harus rajin creambath paling tidak satu kali seminggu.

Dengan banyaknya toko-toko kosmetik yang menjual krim untuk creambath dari berbagai merek ternama, Anda dapat dengan mudah melakukan perawatan creambath di rumah.

Tersedia dengan pilihan ginseng, orang-aring, kemiri, seledri, dan lidah buaya, Anda dapat menentukan pilihan berdasarkan kebutuhan rambut Anda,. Untuk menghitamkan rambut misalnya, pilihlan krim yang mengandung kemiri, sementara untuk memperkuat akar-akar rambut, pilihlah krim yang mengandung ginseng.

Caranya pun cukup mudah, setelah melakukan pemijatan sekadarnya, ungkep rambut dengan handuk hangat selama beberapa menit sebagai pengganti proses steam di salon. Setelah itu keramas rambut seperti biasa.

2. Jika ujung rambut masih juga pecah-pecah walaupun Anda sudah rajin creambath, itu artinya rambut Anda membutuhkan hair spa agar rambut mendapatkan nutrisi yang lebih baik.

Hair spa ini bertujuan untuk mengembalikan kondisi rambut yang rusak. Prosesnya pun kurang lebih sama dengan creambath dan sudah banyak toko-toko kosmetik yang menjual bahan-bahannya.

3. Jika Anda memiliki tanaman lidah buaya, resep tradisional warisan nenek ini mungkin bisa dipraktikkan untuk mendapatkan rambut sehat berkilau.
Caranya, setelah keramas ambil daging lidah buaya untuk diusapkan pada kulit kepala, biarkan beberapa saat hingga mengering. Nisacaya rambut Anda akan bertambah lebat dan berkilau.

4. Selain itu Anda dapat mencampur 1 sendok teh minyak zaitun dan 2 sendok makan daging lidah buaya yang sudah dihancurkan untuk dijadikan sampo. Konon sampo ini akan membuat kulit kepala menjadi segar dan rambut menjadi lembut. Mudah dan murah bukan?

FYI: Untuk membaca artikel perawatan rambut lainnya, Anda dapat membaca artikel ini: Hair Loss Treatment – 7 Hair Growth Tips.

Sebagai perempuan, Anda mungkin perlu juga mengunjungi situs ini:
- Resep Masakan Indonesia
- Personal Finance Tips
- Beauty Tips

Agar rambut tetap sehat tentunya juga hati harus gembira. Agar riang selalu, Anda mungkin perlu mengunjungi situs : Lirik Lagu Top.

FYI: Agar hidup Anda tetap ceria dan untuk refreshing, mungkin Anda perlu melihat gambar/foto-foto lucu atau mendengarkan musik kesenangan Anda yang bisa Anda kunjungi di situs ini:
- FUNNY PICTURES
- LIRIK LAGU TOP
- FUNNY PICTURES GALLERY


Sumber :http://kumpulantipspilihan.blogspot.com/2008/04/cara-mudah-dan-murah-mendapatkan-rambut.html

Minggu, 27 Desember 2009

Tips Merawat Tubuh

Merawat Keindahan Tubuh

BERI KOMENTAR CETAK ARTIKEL INI DAFTAR MAILING LIST KIRIM KE TEMAN KOMENTAR FANS KINARYOSIH
Rabu, 02 Agustus 2006 16:29
KapanLagi.com - Kecantikan fisik merupakan sebuah intisari dari seseorang. Terlihat cantik berarti memiliki rasa nyaman dalam kehidupan. Terlihat cantik berarti mendapat perhatian, dan siapa yang tak ingin mendapatkan perhartian darilawan jenis maupun orang lain? Kata cantik memiliki berbagai sinonim seperti imut, cerdas, elok, tampan, seksi, dan segala hal yang mengacu pada keindahan dari seseorang. Tak peduli seberapa cantiknya atau tampannya, Anda juga butuh sesuatu yang membuat Anda nampak cerdas, intelejen dan tekunan. Hal-hal itu mencerminkan kepribadian Anda. Dan pribadi yang Anda miliki juga tergantung bagaimana Anda membawa diri serta menyesuaikan dengan orang-orang di sekeliling Anda. Pribadi Anda merupakan paduan antara keidahan fisik, pikiran dan jiwa.

Sebenarnya keindahan tubuh bukan semata-mata bawaan lahir, kita semua dapat mengusahakan mendapatkan keindahan fisik tersebut. Tentunya dengan lebih memperhatikan dan merawat diri, seperti kulit, kuku, mata rambut dan bagian tubuh kita. Sebenarnya, merawat diri tak perlu usaha ekstra, atau butuh waktu berjam-jam untuk melakukannya di salon. Yang Anda butuhkan adalah meluangkan sedikit waktu. Anda perlu mengatur gaya hidup, Anda perlu menemukan cara menjalani hidup yang tepat, dan Anda juga perlu memonitor diri sendiri supaya mendapat perawatan yang layak. Berikut beberapa cara sederhana yang dapat Anda lakukan sendiri untuk merawat keindahan tubuh.

1. Minum air putih 8 hingga 12 gelas sehari. Lebih banyak meminum air, berarti lebih mengurangi rasa lapar Anda, membuat lebih sedikit nyemil dan membantu tubuh fit. Anda dapat mengatur pola minum setiap satu setengah jam dan seterusnya.

2. Jika Anda menjalani diet, seimbangkan antara karbohidrat, vitamin, mineral dan lemak baik. Kurangi konsumsi makanan tinggi kalori dan sedikit nutrisi. Sebaliknya perbanyak makan makanan bernutrisi, karena itu membantu Anda menanggulangi sakit dan sekaligus berguna bagi kecantikan.

3. Campurkan madu dalam air dan minum secara teratur setiap pagi. Ramuan ini akan membuat kulit Anda lebih bersinar dan halus. Jika Anda mau, bisa juga menggunkan susu untuk memperhalus kulit, gosok kulit Anda dengan susu, pelembab dalam susu akan menjaga kulit Anda dari kekeringan.

4. Jika Anda mandi terlalu lama atau sedikit lebih lama, sel-sel kulit mati di tubuh akan terlepas secara otomatis. Jangan menggosok tubuh basah Anda terlalu keras dengan handuk, perlakukan kulit Anda dengan lembut. Jika Anda berjemur atau terpapar matahari, kulit Anda pasti nampak gosong. Untuk meredakannya Anda dapat mencoba resep sederhana ini. Ambil mentimun dan tomat, jadikan jus, lalu gosokan ke kulit yang terbakar matahari, biarkan selama 10 menit dan baru basuh dengan air.

Sekali lagi, keindahan fisik semata bukan jaminan untuk mendapat banyak perhatian dari lawan jenis. Tentunya Anda juga harus mengasah hal-hal yang dapat memberi nilai lebih untuk kepribadian Anda. Tapi, jangan lupa pula untuk merawat tubuh Anda sebagai tambaha guna tampil lebih percaya diri. Dan semoga beberapa tips yang kami sampaikan berguna bagi Anda. (erl)

Advertorial Links

Dr. Komathy Rajaratnam
Effective Weight Loss Mesotherapy Piklife leading aesthetic programme.
www.drkomathy.com.sg/call-6733-0788

Find Magazines Publishers in Singapore
Provides listing of all the magazines publishers in Singapore.
www.rednano.sg

Reliable Weight Loss Solutions
Join our new concept in wellness now. Visit our salon to know more.
www.theslimmingcompany.com

Sumber : www.kapanlagi.com

Soft skill 2



Soft Skill

Sabtu, 19 Desember 2009

Kisah itu( Sesion 2 )

Benar dengan semua pikiran jelek yang dari tadi terus menggangu otakku. Ketika aku menginjakkan kakiku memasuki ruangan seminar, sudah berdiri Pak Irwan di depan pintu.

“ Mampus gue,”kataku dalam hati.

Seakan-akan gerakkan kumisnya itu bikin aku ingin diterkam olehnya, aku hanya memaki diriku sendiri karena ketika rapat BEM kemarin dengan bangga aku mengajukkan diriku untuk menjadi penanggung jawab seminar hari ini. Padahal Laras sudah mengingatkanku agar aku tidak berurusan dengan Pak Irwan.

“ Ikut saya ke ruangan,” katanya dengan nada tegas.

******

Kira-kira setengah jam Pak Irwan menceramahiku dari A sampai dengan Z, aku hanya bisa tertunduk dan mengatakan maaf. Memang ini salahku, kenapa aku tidak bisa bangun pagi padahal alarm jam sudah aku set untuk membangunkanku jam 6 pagi. Dasar aku saja yang bodoh penyakit lamaku itu susah banget untuk dihilangkan bahkan Mama saja sudah give up menghadapi penyakitku ini.

“ Ikhhhhhhh bete banget hari ini,”kesalku.

Laras yang dari tadi melihat sahabat dari SMA itu hanya memandang dan mengerutkan alisnya. Laras tahu banget situasi saat ini, lebih baik diam dibandingkan komentar karena yang ada bukan bikin sahabatnya itu tenang tapi malah dirinya yang akan dijadikan sasaran empuk Mia buat mengeluarkan emosinya.

“ Akhhhh sial banget tuch Pak Irwan biasa aja keee marahnya jangan bawa-bawa nilai IPK gue yang anjlok semester ini,”kesalku.

Lagi... lagi.... ya memang Pak Irwan adalah satff dosen yang memegang dan menginput data nilai mahasiswa tapi bukan berarti dia tahu dan menghafal semua nilai aku. Wuaahhhh !!!!

“ Mie....,”kata seseorang memanggil namanku dari arah belakang.

Sebodo amad aku lagi ga mood di panggil-panggil, aku terus menggerutu karena kesialan aku hari ini. Oh.... Tuhan mimpi apa gue semalem sampe ngalamin kejadian bertubi-tubi kaya gini.

“ Mie.... Jeffry tuch,”kata Laras sambil menyenggol tanganku.

“ Aghhhh bodo ah gue lagi kesel banget,” kataku tak memperdulikannya.

Tiba-tiba ada seseorang yang memegang pundakku, dan langsung menutup mataku dengan kedua tangannya yang besar dan halus. Aku tahu bau parfum ini, seseorang yang selalu bisa bikin aku nyaman di dekatnya, senyumannya dan postur tubuhnya yang sispek bikin aku selalu menganguminya. Wuahhhhh hanya sebatas mengagumi ga ada salahnya kan hehehe.

Sebuah tangan menoyol kepalaku, hingga aku baru menyadarinya kalau aku sudah senyum-senyum sendiri ketika Jeffry menutup mataku dengan kedua tangannya.

“ Aghhhh sialan loe Ras,”kesalku.

“ Hmmmm giliran ada jeffry aja berubah dech yang tadi’nya kaya harimau betina yang kelaperan eh sekarang berubah jadi sok angel gara-gara ada pawangnya hahahahaha,”ledek Laras padaku yang seketika itu wajahku dan wajah Jeffry langsung memerah karena perkataannya.

“ Apaan sich loe,hehehehe,”kataku sambil senyum-senyum sendiri.

Memang, aku dan jeffry belum punya status apa-apa tetapi yang aku dengar dari anak-anak BEM Jeffry memang lagi PDKT denganku. Awalnya aku ga percaya orang sekeren dan seganteng Jeffry suka sama aku yang selebor, ceroboh, dan suka mandi kodok ini hehehe. Tapi, disyukurin aja lah jarang-jarang kan aku disukaiin sama Jeffry yang kelasnya di atas aku.

“ Kenapa senyum-senyum sendiri lagi mikirin apa,?”kata Jeffry yang langsung memperhatikan aku.

Dipandangi seperti itu bikin aku jadi salah tingkah dan wajahku langsung memerah di buatnya.

“ Oh... Tuhan senyum pipitnya itu loh ughhhh ga nahan hahahahaha,”kataku dalam hati.

“ Hahahahahahahah pegangin Jeff nanti Mia bisa terbang,”ledek Laras yang langsung tertawa melihat salah tingkahku.

“ Sialan loe,”kataku.

Jeffry langsung tertawa melihat tingkah lakuku yang terlihat salah tingkah di dekatnya.

“ Sial, dia tahu lagi gue salting argggghhhh awas loe Ras gue tendang loh ikhhhhh malu banget dech,”kataku bergumam dalam hatiku.

“ Hmmmm loe udah makan belum Mie...,”tanyanya padaku.

“ Aihh aihhhh belum chayank makana gue berharap loe ngajakin gue candilight dinner,” harapku dalam hati.

“ Hahahahaha ga usah ditawarin Jeff emang dia pastinya nungguiin loe ko hahahaha,” Ledek Laras.

“ LARAS !!” teriakku.

Aku mengejar Laras yang sudah berlari meghindari jitakanku, Ughhhh pokoknya ga ampun lagi dech Ras gue jitak loe !!!!. Jeffry hanya mengelengkan kepalanya dan tertawa terbahak-bahak melihat tingkah lakuku yang seperti anak kecil. Tapi, karena itu cowo sekelas Jeffry yang notabennya mampu menggaet cewe-cewe yang supermodel malah tertarik sama aku yang biasa-biasa aja. Wualah piye toh !!!.

Suara Vidi aldiano dengan lagunya Pelangi di Malam Hari terdengar jelas di telingaku. Sebuah privat number di layar hendphoneku. Aku duduk di depan beranda rumahku dan mengangkat telfon itu.

“ Syapa ya,”pikirku.

Kenapa jadi deg-degan gini ya, aneh !!!.

“ Hallo,”kataku.

“ Hallo,”kata orang diseberang sana.

“ Syapa nich,”kataku.

“ Bener ini nomornya Almia Cinta Kirana,”katanya.

“ waduhhh dia tahu nama gue, siapa ya....,”kataku dalam hati.

“ Mank’na mo ngapaiin nyariin gue,”

“ Oh ini loe cewe yang ga punya sopan santun eh loe masih punya utang sama gue,” ketusnya.

“ Ikhhh sial siapa loe ga kenal langsung marah-marah aja sabar pak lagi masa PMS yak,”

“ Aghhh pokoknya gue ga mau tahu loe harus ganti semua kerugian gue,”

“ Waiiitt waitttt sabar loe siapa dulu gila gila gila gue harus ganti semua kerugian loe lagian emangnya gue ngapaiin loe ampe segitunya, nyantai bos,”balasku.

“ Ohhh emang loe ga lulus SD ya.... kasian amad udah ga punya sopan santun terus pikun lagi,”

“ Aihhhh sial loe ngataiin gue emangnya loe siapa punya hak buat bilang kaya gitu sama gue,”

“ Gue orang yang loe tabrak tadi pagi INGET loe !!!!”

“ Aihhhh mampus gue, kenapa tadi gue kasih kartu nama gue akhhhh sial gue dagh,” kataku dalam hati.

“ Besok gue tunggu di taman deket rumah loe jam 1 siang, ga pake ngaret,” katanya cepat.

“ Woyy tunggu dulu enak aja loe hm... besok besok besok gue ada kegiatan di kampus jadinya ga bisa,”kataku terbata-bata mencari alasan untuk bisa menghindari kesalahanku.

“ Aghh ga usah pake ngibul dech loe,mana ada kampus yang buka hari Minggu,”katanya.

“ Aghhhh MINGGU,”kataku kaget.

“ Mampus gue gimana coba,” kataku dalam hati.

Tuutututuuuuuttttt, sambungan telfon terputus begitu saja tanpa belum sempat aku mengakhiri dan memberikan alasan.

“ Sial, pke di matiin segala lagi wuahhh mati... mati gue MATIIIIII,”teriakku.

“ Miaaaaaa, udah malem teriak-teriak gitu,”teriak Mama dari bawah anak tangga.

Uppsss lupa kalo udah jam 10 malam. “ Maaf Ma”

Sinar Matahari yang terang seakan mencubit diriku agar segera bangun dari tidurku, semilir angin yang masuk dalam celah-celah ventilasi kamarku membuatku semakin menikmati tidurku walaupun aku baru tertidur pulas jam 3 pagi. Gara-gara cowo itu membuatku ga bisa tidur,aku sibuk mondar-mandir memuter otak untuk memberikan alasan pada cowo rese itu. Arrrggghhhhh sial !! biasanya hari Minggu begini aku bisa Hang Out sama temen-temen gara-gara cowo itu bisa bikin hari Mingguku seperti NERAKA !!!! awas aja kalau aku ketemu dia akan aku cincang dan aku gantung di patung taman.

“ Kusut amad sich anak Mama nech,”kata Mama sambil mencium pipiku.

“ Hmmmmm,”kataku pelan.

Di meja makan Ayah sedang asyik membolak-balikan korannya menikmati suatu berita yang menarik perhatiannya hingga dia lupa kalau makanannya sudah siap di hadapannya. Namanya juga Ayah ga bisa lepas dari koran dan berita nasional apalagi yang berkaitan dengan terorisme. Kata Ayah “ Terorisme itu harus di bantai,”. Hm, aku hanya bisa memadangi ayah yang sekarang di wajahnya sudah dipenuhi dengan kerutan di sekitar matanya. Ga berasa waktu berputar cepat sekali hingga aku sudah dewasa seperti ini.

“ Oh ya Mie, ada yang ngirimin kamu bunga tuch,” kata Mama yang langsung mengedipkan mata berusaha untuk menggodaku.

“ Masa sich Ma dari syapa tumben banget,”kataku.

“ Iya juga ya terakhir kamu dapat kiriman bunga kan dari Aie.....,” kata Mama yang langsung berhenti untuk melanjutkan perkataannya.

“ Mama,” kata Ayah tiba-tiba.

Aie... seharusnya nama itu tidak perlu lagi untuk disebutkan dihadapanku. 2 tahun sudah dia meninggalkanku hanya demi wanita itu, sudah 2 tahun juga semua aku lalui sendiri dan 2 tahun sudah aku berusaha untuk melupakan dan menghapus bayangannya dari ingatanku. Aku tidak ingin mengingatnya apalagi membuka lagi luka lama yang dulu, cukup sudah hatiku patah dan cukup sudah luka itu menganga lebar dihatiku. Masih teringat jelas dia lebih memilih wanita itu dibandingkan aku yang sudah menemaninya hingga 2,5 tahun. Dibelakangku dia ngeduaiin aku dengan wanita itu. Yah, lagipula apa yang aku lakukan ga akan penah bisa dia terima, karena hatinya bukan untukku. Dia hanya memberikan status palsu untukku. Cintanya hanya ilusi dan semu, kata-kata sayang dan janjinya hanya angan belaka. Kini, semua sudah pergi meninggalkan luka yang perih.

“ Ma... aku ke kamar dulu,” kataku sambil berjalan meninggalkan Ayah dan Mama.

“ Tapi, sayang ....,”

Ayah langsung menghalangi Mama yang berjalan untuk mengejarku.

Aku hanya bisa menangis sambil memeluk boneka pemberian dari dia, hanya itu yang aku punya dari kenangan terindah yang tertinggal. Aku sadar dia bukan milikku lagi, walaupun hatiku terasa sakit karena pengkhianatan itu tapi harus aku akui aku masih sayang dia. Walaupun dia tak pernah tahu itu, aku rindu akan dirinya yang selalu bisa membuatku merasa nyaman.

Hanya ada kata” Mengapa” yang selalu ada di kepalaku, sejuta pertanyaan memenuhi pikiranku. Kadang aku ga pernah mengerti tentang dirinya, aku menyayanginya dengan setulus hatiku tapi mengapa dia lebih memilih untuk kehilangan aku untuk selamanya. Semua udah aku serahkan padanya tapi itu ga bisa membuat dia tetap bisa bertahan disampingku. Katanya “ ini yang terbaik untukku” tapi mengapa dia memilih cewe itu. Adilkah ini untukku, aku bisa menerima dia dekat sama cewe manapun tapi mengapa dia harus dekat sama cewe selingkuhannya. Mengapa Aie ?

“ Ya Aie semua terbaik kan untuk aku, aku tahu itu.... aku ga akan ganggu kamu apalagi menyentuh kebahagiaan kamu biarkan semua kenangan itu hilang dengan sendirinya....“

Hanya aku yang tahu bagaimana sakitnya perasaanku, walau 2 tahun sudah aku berjuang keras untuk melupakannya tapi aku masih disini. Di tempat ini, walaupun dia tak pernah tahu itu.

Bersambung

*******

By : Fenny_aya

Peran Akuntan Publik dalam Melakukan Transparancy dan Acuntanbility Laporan Keuangan

Peran Akuntan Publik dalam Melakukan Transparancy dan Acuntanbility Laporan Keuangan




Transparancy itu sendiri dibangun atas dasar kebebasan memperoleh informasi yang berkaitan dengan kepentingan publik secara langsung sehingga informasi tersebut dapat diperoleh oleh mereka yang membutuhkannya.Sedangkan Accountability adalah bentuk pertanggungjawaban kepada publik atas setiap akutivitas yang dilakukan. (Mardiasmo, 2005, Akuntansi Sektor Publik).

Pada dasarnya Prinsip Transparansi berhubungan dengan kualitas informasi yang disampaikan perusahaan. Kepercayaan investor akan sangat tergantung pada kualitas penyajian informasi yang disampaikan perusahaan. Oleh karena itu, akuntan Manajemen dituntut menyediakan informasi jelas, akurat, tepat waktu dan dapat dibandingkan dengan indikator yang sama. Untuk itu informasi yang ada dalam perusahaan harus diukur, dicatat, dan dilaporkan akuntan sesuai prinsip dan Standar Akuntansi yang berlaku. Prinsip ini menghendaki adanya keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam penyajian yang lengkap atas semua informasi yang dimiliki perusahaan. Peran akuntan manajemen, internal auditor, dan komite audit menjadi penting terutama dalam hal penyajian informasi akuntansi dalam hal penyajian informasi akuntansi dalam laporan keuangan perusahaan secara Transparan kepada pemakainya. Sedangkan prinsip Acuntanbility merupakan tanggung jawab manajemen melalui pegawasan yang efektif, dengan dibentuknya komite audit. Bapepam mensyaratkan dalam keanggotan komite audit, minimum sebanyak 3 orang dan salah satunya harus akuntan. Komite audit mempunyai tugas utama melindungi kepentingan pemegang saham ataupun pihak lain yang berkepentingan dengan melakukan tinjauan atas integritas informasi dalam laporan keuangan, laporan operasional serta parameter yang digunakan untuk mengukur, melakukan klasifikasi dan penyajian dari laporan tersebut. Untuk alasan itu, profesi akuntan sangat diperlukan dan mempunyai peranan penting untuk menegakkan prinsip akuntanbilitas. (http://tatisusilawati.blogspot.com/2009/05/bab-i-pendahuluan.html)

Perkembangan bisnis dewasa ini, baik yang dilakukan oleh swasta atau pemerintah, menuntut optimalisasi output dari sumber daya yang kian terbatas melalui tata kelola bisnis yang baik.Transparansi dan Akuntanbilitas atas pengelolaan sumber daya yang terbatas tersebut, adalah hal yang harus dipenuhi, karena lingkungan bisnis yang kian dinamis dan sekaligus sebagai upaya entitas bisnis meraih keunggulan kompetitif. Bagi perusahaan yang telah berstatus sebagai perusahaan yang akan dan telah go public di Pasar Modal, Transparancy dan Acuntanbility pengelolaan perusahaan merupakan keharusan mutlak yang telah diatur dalam berbagai regulasi, untuk perlindungan bagi investor di Pasar Modal, disamping untuk menunjang,keberlangsungan(Sustainability) perusahaan itu sendiri. Laporan keuangan yang berkualitas dan disajikan secara tepat waktu adalah salah satu pilar dari prinsip Transparancy.Tercapainya laporan keuangan yang Transparancy dan Acuntanbility di Pasar Modal Indonesia merupakan tanggung jawab semua pihak terkait, dan bukanlah semata tugas dan tanggung jawab akuntan publik.

Pihak-pihak yang memiliki kemampuan untuk mendorong terciptanya laporan keuangan yang Transparan dan Akuntanbilitas harus bekerja sama secara sinergis. Pihak-pihak tersebut antara lain :
1. Regulator, yang secara persisten mendorong pengungkapan informasi keuangan yang handal.
2. Dewan Standar Akuntansi, yang menentukan standar relevan dan dapat diandalkan untuk industri, khususnya yang berkaitan dengan transaksi-transaksi keuangan yang kompleks.
3. Direksi dan Manajemen Perusahaan, yang memiliki pemahaman yang memadai terhadap Standar Akuntansi Keuangan dan secara konsisten menerapkan standar tersebut.
4. Organ Pengawas Perusahaan, yang secara efektif menerapkan asas check and balance sehingga tercapai mekanisme pengawasan internal yang efektif.
5. Akuntan Publik, yang profesional dalam melakukan audit sesuai dengan Standar Audit yang memenuhi kualifikasi global.
6. Komitmen, semua pihak untuk dapat menjalankan fungsi masing-masing secara jujur.

Akuntan publik adalah salah satu pihak yang memegang peranan penting untuk tercapainya laporan keuangan yang berkualitas di Pasar Modal. Akuntan Publik bertugas memberikan assurance (menjamin) terhadap kewajaran laporan keuangan yang disusun dan diterbitkan oleh Manajemen.

Assurance terhadap laporan keuangan tersebut, diterbitkan Akuntan Publik melalui opini akuntan publik. Opini akuntan publik hanya dapat diberikan, apabila laporan keuangan yang disajikan dan diterbitkan oleh Manajemen telah melalui proses verifikasi dan pengawasan dari organisasi perusahaan. Oleh karena itu, kejujuran, kompetensi dan keterbukaan Manajemen dalam memberikan informasi atas laporan keuangan yang telah disusun merupakan prasyarat dasar bagi pelaksanaan audit yang memenuhi standar. Institut Akuntan Publik Indonesia,(IAPI) sebagai organisasi akuntan publik di Indonesia, memegang prinsip bahwa kejujuran adalah modal dasar dan modal sosial untuk anggota IAPI dalam melakukan praktik audit.

Namun, perlu disadari bahwa akuntan publik hanya dapat melakukan audit sesuai standar, hanya apabila Manajemen secara sadar, kompeten dan terbuka dalam mengungkapkan secara jujur seluruh informasi keuangan perusahaan, dan semua pihak yang kompeten mendorong terciptanya laporan keuangan yang jujur. Agar menghindari terjadinya opini akuntan publik yang tidak sesuai dengan kenyataan sesungguhnya.

Karena IAPI menyadari bahwa selain kejujuran, juga diperlukan kemampuan profesional dalam melakukan audit. Oleh karena itu, anggota IAPI mewajibkan untuk selalu menjaga dan melakukan peningkatan kompetensi secara berkelanjutan dengan mengikuti Program Pendidikan dan Pelatihan (PPL) secara berkelanjutan sekurang-kurangnya 30 jam setahun. Dan untuk yang berpraktik di Pasar Modal sekurang-kurangnya 40 jam setahun. Anggota yang tidak memenuhi jumlah jam pelatihan yang diwajibkan tersebut, dikenakan sanksi bahkan sampai dengan pencabutan keanggotaannya. Kewajiban menjaga profesionalitas dalam melakukan audit adalah bersifat mutlak dan melekat sepanjang yang bersangkutan berpraktek sebagai akuntan publik, dimanapun akuntan publik tersebut berpraktek di wilayah Indonesia.

IAPI juga berkewajiban untuk senantiasa memberikan pelayanan dan dukungan agar akuntan publik di Indonesia selalu profesional dan sesuai dengan zamannya. Namun, untuk mewujudkan kejujuran suatu laporan keuangan, harus ada keterbukaan informasi keuangan yang berkualitas, dan menjaga kepercayaan investor di Pasar Modal. (http://akuntanpublikindonesia.com/iapi/index.php?option=com_content&task=view&id=162&Itemid=1).
















































PROFESIONALISME, PENGETAHUAN AKUNTAN PUBLIK DALAM MENDETEKSI KEKELIRUAN, ETIKA PROFESI DAN PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS

The 2nd National Conference UKWMS

Surabaya, 6 September 2008


PROFESIONALISME, PENGETAHUAN AKUNTAN PUBLIK DALAM

MENDETEKSI KEKELIRUAN, ETIKA PROFESI DAN

PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS

Arleen Herawaty1 dan Yulius Kurnia Susanto2

1Trisakti School of Management, Jl. Kyai Tapa No.20 Grogol, Jakarta 11440

arleen@stietrisakti.ac.id, 2siou_chiang@yahoo.com

ABSTRACT

The aim of this study was to examine the effect of professionalism, auditor’s knowledge for errors and professional ethics on materiality level judgement in the auditing process of financial statements. Data were obtained by survey questionnaires, which were completed by accountants who work at Registered Public Accountants, started from senior up to partner level. Samples were obtained through convenience sampling. Data were analyzed using multiple regression analysis. The result of this study showed that professionalism, auditor’s knowledge for errors and professional ethics have significant and positive influence to materiality level judgement in auditing process of financial statements.

Keywords: Professionalism, auditor’s knowledge for errors, professional ethics and materiality

level judgement.


PENDAHULUAN

Semakin meluasnya kebutuhan jasa profesional akuntan publik sebagai pihak yang dianggap independen, menuntut profesi akuntan publik untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat menghasilkan produk audit yang dapat diandalkan bagi pihak yang membutuhkan. Untuk dapat meningkatkan sikap profesionalisme dalam melaksanakan audit atas laporan keuangan, hendaknya para akuntan publik memiliki pengetahuan audit yang memadai serta dilengkapi dengan pemahaman mengenai kode etik profesi. Seorang akuntan publik dalam melaksanakan audit atas laporan keuangan tidak semata–mata bekerja untuk kepentingan kliennya, melainkan juga untuk pihak lain yang berkepentingan terhadap laporan keuangan auditan. Untuk dapat mempertahankan kepercayaan dari klien dan dari para pemakai laporan keuangan lainnya, akuntan publik dituntut untuk memiliki kompetensi yang memadai.

FASB dalam Statement of Financial Accounting Concept No.2, menyatakan bahwa relevansi dan reliabilitas adalah dua kualitas utama yang membuat informasi akuntansi berguna untuk pembuatan keputusan. Untuk dapat mencapai kualitas relevan dan reliabel maka laporan keuangan perlu diaudit oleh akuntan publik untuk memberikan jaminan kepada pemakai bahwa laporan keuangan tersebut telah disusun sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku di Indonesia.

Profesionalisme telah menjadi isu yang kritis untuk profesi akuntan karena dapat menggambarkan kinerja akuntan tersebut. Gambaran terhadap profesionalisme dalam profesi akuntan publik seperti yang dikemukakan oleh Hastuti et al. (2003) dicerminkan melalui lima dimensi, yaitu pengabdian pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan terhadap profesi dan hubungan dengan rekan seprofesi. Selain menjadi seorang profesional yang memiliki sikap profesionalisme, akuntan publik juga harus memiliki pengetahuan yang memadai dalam profesinya untuk mendukung pekerjaannya dalam melakukan setiap pemeriksaan. Setiap akuntan publik juga diharapkan memegang teguh etika profesi yang sudah ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), agar situasi penuh persaingan tidak sehat dapat dihindarkan. Selain itu, dalam perencanaan audit, akuntan publik harus mempertimbangkan masalah penetapan tingkat risiko pengendalian yang direncanakan dan pertimbangan awal tingkat materialitas untuk pencapaian tujuan audit.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Hastuti dkk. (2003). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada (1) objek penelitian, yaitu Kantor Akuntan Publik (KAP) yang ada di Jakarta; (2) penambahan variabel independen, yaitu pengetahuan akuntan publik dalam mendeteksi kekeliruan yang diambil dari penelitian Sularso dan Na’im (1999), dan etika profesi yang diambil dari penelitian Murtanto dan Marini (1999). Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin membuktikan secara empiris pengaruh profesionalisme, pengetahuan akuntan publik dalam mendeteksi kekeliruan dan etika profesi terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses audit laporan keuangan.

Audit Laporan Keuangan

Menurut Agoes (2004) setidaknya terdapat dua alasan perlunya suatu laporan keuangan diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP), yaitu pertama, jika tidak diaudit ada kemungkinan bahwa laporan keuangan tersebut mengandung kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja sehingga diragukan kewajarannya oleh pihak–pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan. Kedua, jika laporan keuangan sudah diaudit dan mendapat opini wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion) dari KAP, berarti laporan keuangan tersebut dapat diasumsikan bebas dari salah saji material dan telah disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku umum di Indonesia.

Profesionalisme

Dalam pengertian umum, seseorang dikatakan profesional jika memenuhi tiga kriteria, yaitu mempunyai keahlian untuk melaksanakan tugas sesuai dengan bidangnya, melaksanakan suatu tugas atau profesi dengan menetapkan standar baku di bidang profesi yang bersangkutan dan menjalankan tugas profesinya dengan mematuhi etika profesi yang telah ditetapkan. Profesi dan profesionalisme dapat dibedakan secara konseptual seperti dikemukakan oleh Lekatompessy (2003). Profesi merupakan jenis pekerjaan yang memenuhi beberapa kriteria, sedangkan profesionalisme merupakan suatu atribut individual yang penting tanpa melihat apakah suatu pekerjaan merupakan suatu profesi atau tidak. Seorang akuntan publik yang profesional harus memenuhi tanggung jawabnya terhadap masyarakat, klien termasuk rekan seprofesi untuk berperilaku semestinya. Kepercayaan masyarakat terhadap kualitas jasa audit profesional meningkat jika profesi menetapkan standar kerja dan perilaku yang dapat mengimplementasikan praktik bisnis yang efektif dan tetap mengupayakan profesionalisme yang tinggi (Jusuf 1997:78–79). Konsep profesionalisme modern dalam melakukan suatu pekerjaan seperti dikemukakan oleh Lekatompessy (2003), berkaitan dengan dua aspek penting, yaitu aspek struktural dan aspek

sikap. Aspek struktural karakteristiknya merupakan bagian dari pembentukan tempat pelatihan, pembentukan asosiasi profesional dan pembentukan kode etik. Sedangkan aspek sikap berkaitan dengan pembentukan jiwa profesionalisme. Hastuti dkk. (2003) menyatakan bahwa profesionalisme menjadi syarat utama bagi orang yang bekerja sebagai akuntan publik. Gambaran seseorang yang profesional dalam profesi dicerminkan dalam lima dimensi profesionalisme, yaitu pertama, pengabdian pada profesi dicerminkan dari dedikasi dengan menggunakan pengetahuan dan kecakapan yang dimiliki serta keteguhan untuk tetap melaksanakan pekerjaan meskipun imbalan ekstrinsik kurang. Sikap ini adalah ekspresi dari pencurahan diri yang total terhadap pekerjaan. Kedua, kewajiban social adalah suatu pandangan tentang pentingnya peranan profesi serta manfaat yang diperoleh baik masyarakat maupun kalangan profesional lainnya karena adanya pekerjaan tersebut. Ketiga, kemandirian dimaksudkan sebagai suatu pandangan bahwa seorang yang profesional harus mampu membuat keputusan sendiri tanpa tekanan dari pihak lain (pemerintah, klien dan mereka yang bukan anggota profesi). Setiap ada campur tangan dari luar dianggap sebagai hambatan kemandirian secara profesional. Keempat, keyakinan terhadap profesi adalah suatu keyakinan bahwa yang paling berwenang menilai apakah suatu pekerjaan yang dilakukan profesional atau tidak adalah rekan sesama profesi, bukan pihak luar yang tidak mempunyai kompetensi dalam bidang ilmu dan pekerjaan tersebut. Kelima, hubungan dengan sesama profesi adalah dengan menggunakan ikatan profesi sebagai acuan, termasuk di dalamnya organisasi formal dan kelompok kolega informal sebagai ide utama dalam melaksanakan pekerjaan. Hastuti dkk. (2003) meneliti tentang hubungan profesionalisme dengan pertimbangan tingkat materialitas dalam proses pengauditan laporan keuangan dengan menggunakan lima dimensi mengenai profesionalisme yang sebelumnya telah dikembangkan oleh Hall (1968). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat profesionalisme mempunyai hubungan yang signifikan dengan tingkat pertimbangan materialitas. Semakin tinggi tingkat profesionalisme akuntan publik, semakin baik pula pertimbangan tingkat materialitasnya. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut:

H1: Profesionalisme berpengaruh secara positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas

dalam proses audit laporan keuangan.

Pengetahuan Auditor

Pengetahuan akuntan publik bisa diperoleh dari berbagai pelatihan formal maupun dari pengalaman khusus, berupa kegiatan seminar, lokakarya serta pengarahan dari auditor senior kepada auditor yuniornya. Pengetahuan juga bisa diperoleh dari frekuensi seorang akuntan publik melakukan pekerjaan dalam proses audit laporan keuangan (Boner dan Walker 1994). Seseorang yang melakukan pekerjaan sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya akan memberikan hasil yang lebih baik daripada mereka yang tidak memiliki pengetahuan yang cukup

memadai akan tugasnya. Pengetahuan akuntan publik digunakan sebagai salah satu kunci keefektifan kerja. Dalam audit, pengetahuan tentang bermacam-macam pola yang berhubungan dengan kemungkinan kekeliruan dalam laporan keuangan penting untuk membuat perencanaan audit yang efektif (Noviyani 2002). Seorang akuntan publik yang memiliki banyak pengetahuan tentang kekeliruan akan lebih ahli dalam melaksanakan tugasnya terutama yang berhubungan dengan pengungkapan kekeliruan. Menurut Noviyani (2002) pengalaman yang lebih akan menghasilkan pengetahuan yang lebih dalam pertimbangan tingkat materialitas. Pengalaman membentuk seorang akuntan publik menjadi terbiasa dengan situasi dan keadaan dalam setiap penugasan. Pengalaman juga membantu akuntan publik dalam mengambil keputusan terhadap pertimbangan tingkat materialitas dan menunjang setiap langkah yang diambil dalam setiap penugasan. Pengetahuan akuntan publik tentang pendeteksian kekeliruan semakin berkembang karena pengalaman kerja. Semakin tinggi pengetahuan akuntan publik dalam mendeteksi kekeliruan maka semakin baik pula pertimbangan tingkat materialitas. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut:

H2: Pengetahuan auditor dalam mendeteksi kekeliruan berpengaruh secara positif terhadap

pertimbangan tingkat materialitas dalam proses audit laporan keuangan.

Etika Profesi

Setiap profesi yang memberikan pelayanan jasa pada masyarakat harus memiliki kode etik, yang merupakan seperangkat prinsip–prinsip moral yang mengatur tentang perilaku profesional (Agoes 2004). Tanpa etika, profesi akuntan tidak akan ada karena fungsi akuntan adalah sebagai penyedia informasi untuk proses pembuatan keputusan bisnis oleh para pelaku bisnis. Etika profesi merupakan karakteristik suatu profesi yang membedakan suatu profesi dengan profesi lain, yang berfungsi untuk mengatur tingkah laku para anggotanya (Murtanto dan Marini 2003). Dalam hal etika, sebuah profesi harus memiliki komitmen moral yang tinggi yang dituangkan dalam bentuk aturan khusus. Aturan ini merupakan aturan main dalam menjalankan atau mengemban profesi tersebut, yang biasa disebut sebagai kode etik. Kode etik harus dipenuhi dan ditaati oleh setiap profesi yang memberikan jasa pelayanan kepada masyarakat dan merupakan alat kepercayaan bagi masyarakat luas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setiap profesional wajib mentaati etika profesinya terkait dengan pelayanan yang diberikan apabila menyangkut kepentingan masyarakat luas. Agoes (2004) menunjukkan kode etik IAPI dan aturan etika Kompartemen Akuntan Publik, standar profesi akuntan publik (SPAP) dan standar pengendalian mutu auditing merupakan acuan yang baik untuk mutu auditing. Semakin tinggi akuntan publik menaati kode etik maka semakin baik pula pertimbangan tingkat materialitas. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut:

H3: Etika profesi berpengaruh secara positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam

proses audit laporan keuangan.

Model penelitian dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut:


Gambar 1. Profesionalisme, pengetahuan akuntan publik dalam mendeteksi kekeliruan dan etika profesi terhadap pertimbangan tingkat materialtias

METODOLOGI PENELITIAN

Pemilihan Sampel dan Pengumpulan Data

Obyek penelitian yang diambil adalah Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terdaftar pada Direktori Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 2008 di wilayah Jakarta dengan akuntan publik yang bekerja di KAP dijadikan sebagai responden. Para akuntan publik tersebut harus memiliki pengalaman bekerja minimal dua tahun, memiliki jenjang pendidikan minimal S1 dan posisi minimal sebagai akuntan publik senior, untuk tujuan memperoleh responden yang memiliki pengalaman dalam menentukan tingkat materialitas. Metoda sampling yang digunakan adalah convenience sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan kemudahan, sehingga penulis mempunyai kebebasan untuk memilih sampel yang paling cepat dan mudah. Data dikumpulkan melalui survai kuisioner yang dikirmkan kepada responden baik secara langsung atau melalui contact person. Jumlah kuisioner yang dikirimkan kepada responden sebanyak dua ratus, kuisioner yang direspon sebanyak seratus lima puluh.

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Profesionalisme

Profesionalisme merupakan sikap seseorang dalam menjalankan suatu profesi. Variabel profesionalisme terdiri dari dua puluh empat item instrument, seperti yang pernah digunakan oleh Hastuti dkk. (2003), yang diukur dengan menggunakan tujuh poin skala likert untuk mengukur tingkat profesionalisme akuntan publik.

Pengetahuan akuntan publik dalam mendeteksi kekeliruan

Sularso dan Na’im (1999) menyatakan akuntan yang memiliki pengetahuan dan keahlian secara profesional dapat meningkatkan pengetahuan tentang sebab dan konsekuensi kekeliruan dalam suatu siklus akuntansi. Variabel pengetahuan akuntan publik ini diukur dengan menggunakan sembilan belas item instrumen untuk mendeteksi macam–macam kekeliruan yang terjadi dalam siklus penjualan, piutang dan penerimaan kas. Pengukuran variabel ini dilakukan dengan angka 1 dan 0, poin 1 diberikan jika jawaban responden sesuai dengan harapan penulis dan poin 0 diberikan jika jawaban responden tidak sesuai dengan harapan penulis. Instrumen untuk mengukur variabel ini pernah digunakan oleh Sularso dan Na’im (1999) dan Fahmi (2002).

Etika Profesi

Etika profesi yang dimaksud pada penelitian ini adalah Kode Etik Akuntan Indonesia, yaitu norma perilaku yang mengatur hubungan antara akuntan publik dengan kliennya, antara akuntan publik dengan rekan sejawatnya dan antara profesi dengan masyarakat. Etika profesi terdiri dari lima dimensi yaitu kepribadian, kecakapan profesional, tangung jawab, pelaksanaan kode etik, penafsiran dan penyempurnaan kode etik. Terdapat delapan belas item instrumen yang digunakan untuk mengukur etika profesi dengan tujuh poin skala likert, seperti yang pernah digunakan oleh Murtanto dan Marini (2003).

Materialitas

Materialitas adalah besarnya penghilangan atau salah saji informasi akuntansi yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, yang dapat mempengaruhi pertimbangan pihak yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut (Mulyadi 2002:158). Item instrumen yang digunakan sebanyak delapan belas pernyataan dengan tujuh poin skala likert, seperti yang pernah digunakan oleh Hastuti dkk. (2003).

HASIL PENELITIAN

Uji Validitas dan Reliabilitas

Ketepatan pengujian hipotesis sangat tergantung pada kualitas data yang dipakai dalam pengujian tersebut. Data penelitian tidak akan berguna bilamana instrumen yang

digunakan untuk mengumpulkan data tidak memiliki validitas dan reliabilitas yang memenuhi persyaratan minimal. Uji validitas dan reliabilitas digunakan untuk mengetahui akurasi dan konsistensi data yang dikumpulkan. Uji validitas menggunakan Pearson Correlation dengan cara menghitung korelasi antara nilai masing–masing butir pernyataan dan total nilai. Jika nilai Pearson Correlation bernilai positif dan signifikan maka butir pernyataan tersebut valid. Hasil pengujian tersebut dapat menentukan item-item pernyataan mana saja dalam suatu variabel yang tidak akan dipergunakan atau yang akan digunakan. Uji Reliabilitas menggunakan koefisien Cronbach Alpha dengan nilai cutoff 0,6 (Nunnally 1967).

Hasil uji validitas dan reliabilitas menunjukan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini valid (akurat) dan reliabel (dapat diandalkan) dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut:

Tabel 1.

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Variabel

Item

Koefisien Cronbach Alpha

Pearson Correlatio*

Profesionalisme

22

0,903

0,283-0,709

Pengetahuan akuntan publik

17

0,819

0,419-0,626

Etika Profesi

17

0,734

0,400-0,732

Pertimbangan tingkat Materialitas

16

0,655

0,182-0,608

*signifikan <0,05

Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik untuk menguji pemenuhan syarat regresi. Uji asumsi klasik menurut Gujarati (2003) secara umum terdiri dari: (a) Normalitas, untuk mendeteksi apakah nilai residual setiap model regresi berdistribusi normal dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov yang ditunjukan dengan nilai Z yang tidak signifikan; (b) Heteroskedastisitas, untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dengan menggunakan scatter plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dan residualnya (SRESID). Apabila pada scatter plot tersebut tidak membentuk polapola tertentu yang beraturan atau titik-titik menyebar secara merata, maka diasumsikan tidak terjadi heteroskedastisitas; dan (c) Multikolinieritas, untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas dapat dilihat dari tolerance value 0,1 dan variance inflation factors (VIF) 10 (Hair et al. 2006).

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Pengujian Hipotesis

Alat analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah multiple regression analysis dengan model persamaan sebagai berikut:

Mat=β0+β1Prof+β2PAK+β3EP+β4LM+β5Po+β6Pd+β7G+β8Um+ε (1)

Keterangan: Mat: Materialitas; Prof: Profesionalisme; PAK: Pengetahuan auditor dalam mendeteksi kekeliruan; EP: Etika profesi; LM: Lama Kerja; Po: Posisi; Pd: Pendidikan; G: Gender; Um: Umur; ε= error term. Statistik deskriptif dapat dilihat dalam Tabel 2 dan hasil pengujian hipotesis dapat dilihat dalam Tabel 3 berikut ini:

Tabel 2. Statistika Deskriptif

Variabel

Mean

Stabdard Deviation

Actual Range

Theoretical Range

Profesionalisme

5,420

0,755

3,05-7

1-7

Pengetahuan akuntan publik

0,865

0,179

0,24-1

0-1

Etika Profesi

6,004

0,767

3,29-11,21

1-7

Pertimbangan tingkat materialitas

5,327

0,569

3,44-6,81

1-7

Tabel 3. Profesionalisme, pengetahuan akuntan publik dalam mendeteksi kekeliruan dan etika profesi terhadap pertimbangan tingkat materialitas

Variabel

B

T

p-value

Tolerance

VIF

Konstanta

2,34

4,872

0,000

Profesionalisme

0,231

2,904

0,004

0,456

2,194

Pengetahuan akuntan publik

0,613

2,624

0,010

0,943

1,060

Etika Profesi

0,233

3,205

0,002

0,528

1,896

Lama Kerja

-0,016

-0,249

0,803

0,312

3,206

Posisi

-0,061

-0,971

0,333

0,325

3,074

Pendidikan

-0,088

-0,715

0,476

0,671

1,491

Umur

0,067

0,761

0,448

0,457

2,188

Gender

0,02

0,24

0,80

0,823

1,2

Adjusted R2: 0,270; F8,136: 7,647 p-value: 0,000; Kolmogorov-Smirnov Z residual: 0,761 p-value: 0,608

Hasil pengujian hipotesis satu terlihat pada koefisien profesionalisme yang bernilai positif (0,231) dan signifikan pada p-value dibawah 0,01 (p=0,004) yang terlihat pada Tabel 3 sehingga hipotesis satu terbukti. Hasil pengujian hipotesis satu menunjukkan bahwa tingkat profesionalisme berpengaruh secara positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Terbuktinya hipotesis satu konsisten dengan hasil penelitian Hastuti dkk. (2003) yang memberikan bukti empiris bahwa semakin tinggi profesionalisme akuntan publik semakin baik pula pertimbangan tingkat materialitasnya.

Hasil pengujian hipotesis dua terlihat pada koefisien pengetahuan auditor dalam mendeteksi kekeliruan yang bernilai positif (0,613) dan signifikan pada p-value dibawah 0,05 (p=0,01) yang terlihat pada Tabel 3 sehingga hipotesis dua terbukti. Hasil pengujian hipotesis dua menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan akuntan publik dalam mendeteksi kekeliruan berpengaruh secara positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Terbuktinya hipotesis dua konsisten dengan hasil penelitian Noviyani (2002) yang memberikan bukti empiris bahwa semakin tinggi pengetahuan akuntan publik dalam mendeteksi kekeliruan semakin baik pula pertimbangan tingkat materialitasnya.

Hasil pengujian hipotesis tiga terlihat pada koefisien etika profesi yang bernilai positif (0,233) dan signifikan pada p-value dibawah 0,01 (p=0,002) yang terlihat pada Tabel 3 sehingga hipotesis tiga terbukti. Hasil pengujian hipotesis tiga menunjukkan bahwa etika profesi berpengaruh secara positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Terbuktinya hipotesis tiga konsisten dengan hasil penelitian Agoes (2004) yang memberikan bukti empiris bahwa semakin tinggi akuntan publik metaati kode etik semakin baik pula pertimbangan tingkat materialitasnya. Berdasarkan Tabel 3, hasil penelitian ini tidak terpengaruh oleh karakteristik dari responden, yaitu lama kerja dan posisi dalam Kantor Akuntan Publik, tingkat pendidikan, gender dan umur. Terbuktinya hipotesis satu, dua dan tiga tidak terpengaruh oleh karakterisitikkarakteristik tersebut.

KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI

Hasil penelitian ini mendukung semua hipotesis dan konsisten dengan penelitian Hastuti dkk. (2003). Hasil temuan ini mengindikasikan bahwa profesionalisme, pengetahuan auditor dalam mendeteksi kekeliruan dan etika profesi berpengaruh secara positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses audit laporan keuangan.

Semakin tinggi tingkat profesionalisme akuntan publik, pengetahuannya dalam mendeteksi kekeliruan dan ketaatannya akan kode etik semakin baik pula pertimbangan tingkat materialitasnya dalam melaksanakan audit laporan keuangan.

Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi bagi Kantor Akuntan Publik dalam meningkatkan kinerja KAP secara keseluruhan dengan meningkatkan profesionalisme akuntan publik, memberikan pengetahuan yang memadai bagi akuntan publik dalam mendeteksi kekeliruan dan meningkatkan rasa kepatuhan terhadap etika profesi dalam setiap pelaksanaan proses audit atas laporan keuangan sehingga dapat dihasilkan laporan keuangan auditan yang berkualitas.

Bagi akuntan publik, menjadi sumber tambahan informasi bagi pertimbangan tingkat materialitas dalam melaksanakan audit atas laporan keuangan klien, sehingga dapat meningkatkan prestasi dan kualitas audit serta dapat menambah pengetahuan serta pengalaman akuntan publik tersebut dan meningkatkan rasa kepatuhan terhadap etika profesi sebagai seorang akuntan publik. Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan yang perlu diperhatikan untuk penelitian berikutnya, yaitu penggunaan kuisioner dalam pengumpulan data sehingga kesimpulan mengenai pengaruh profesionalisme, pengetahuan auditor dalam mendeteksi kekeliruan dan etika profesi terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses pengauditan laporan keuangan

mungkin akan berbeda apabila data diperoleh melalui penyampaian tatap muka langsung terhadap responden.

Kedua, penelitian ini hanya menguji pengaruh profesionalisme, pengetahuan akuntan publik dalam mendeteksi kekeliruan dan etika profesi terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses audit laporan keuangan. Terakhir, pengambilan sampel yang hanya berlokasi di Jakarta karena mudah dijangkau kemungkinan akan memberikan kesimpulan yang tidak dapat digeneralisasi untuk lokasi lainnya. Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya adalah (1) menyebarkan kuisioner dengan metoda wawancara atau terlibat tatap muka langsung dengan responden; (2) variabel penelitian dapat dikembangkan dengan menambah variabel lain mengenai kualitas audit, pengalaman akuntan publik dalam mendeteksi kekeliruan untuk menunjukkan apakah terdapat pengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas dan risiko audit atau bisa melakukan uji beda dengan menggunakan sampel KAP Big Four dan Non Big Four; dan (3) menambah jumlah sampel dan memperluas lokasi pengambilan sampel tidak hanya di Jakarta saja.