Bad Mood Bikin Otak Lebih Kritis dan Tajam
Nurul Ulfah - detikHealth
(Foto : Hypnosisdevon)
Jakarta, Tidak selamanya perasaan buruk itu merugikan. Buktinya, orang yang sedang bad mood lebih jarang tertipu, lebih baik mengambil keputusan dan memiliki ingatan yang lebih tajam. Demikian hasil studi peneliti Australia menyebutkan.
Studi yang dipimpin oleh seorang professor psikologi, Joseph Forgas dari the University of New South Wales menyebutkan bahwa bad mood atau perasaan buruk dan negatif justru membuat seseorang berpikir lebih kritis dan tajam daripada orang bahagia dengan mood baik yang cenderung percaya pada apapun yang dikatakan orang lain.
"Mood positif cenderung merangsang kreatifitas, fleksibilitas, kemampuan bekerjasama dan rasa percaya pada orang lain. Sedangkan mood negatif akan membuat seseorang lebih kritis, berhati-hati dan perhatian pada suatu hal," ujar Forgas seperti dikutip dari Reuters, Rabu (4/11/2009).
Dalam Australian Science Journal disebutkan bahwa diantara sekian banyak mood negatif yang ada, ternyata perasaan sedihlah yang paling meningkatkan kemampuan otak seseorang dalam berpikir kritis, cermat dan menyimpan memori.
Forgas dan rekannya memulai studinya dengan memberi dua jenis tontonan pada partisipan, yaitu film sedih dan bahagia. Partisipan juga diminta untuk mengingat kembali masa-masa sedih dan bahagia yang pernah dialami. Setelah menonton film, partisipan kemudian diberi beberapa pertanyaan tentang mitos-mitos yang salah.
Hasilnya, partisipan yang telah menonton film sedih dan memiliki mood buruk tidak mudah percaya dengan mitos-mitos dan pernyataan yang salah dibanding partisipan yang menonton film bahagia dan memiliki mood yang lebih baik.
"Partisipan dengan mood buruk tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan, jarang melakukan kesalahan dan lebih ingat dengan apa yang terdapat dalam film yang mereka tonton daripada mereka dengan mood bahagia," jelas Forgas.
Seseorang dengan mood, perasaan atau pikiran buruk pun justru lebih baik dalam mengerjakan soal-soal tertulis dan menyelesaikan suatu kasus. "Mereka lebih konsentrasi dan sukses ketika mengerjakan sesuatu. Keahlian berkomunikasinya pun lebih baik," jelas Forgas.
"Mungkin itu karena perasaan mereka yang lebih sensitif dan cenderung mencurigai setiap hal sehingga dalam memutuskan atau memikirkan sesuatu akan lebih cermat, teliti dan matang," tambahnya.
Mood dan pikiran positif memang baik karena bisa meningkatkan rasa optimis. Tapi ternyata mood atau pikiran negatif pun ada manfaatnya. Otak menjadi lebih aktif, konsentrasi, jarang melakukan kesalahan, bahkan mungkin membuat seseorang lebih cerdas. Jadi tidak ada salahnya sesekali menangis atau berpikiran negatif.
Sumber : www.detik.com
Studi yang dipimpin oleh seorang professor psikologi, Joseph Forgas dari the University of New South Wales menyebutkan bahwa bad mood atau perasaan buruk dan negatif justru membuat seseorang berpikir lebih kritis dan tajam daripada orang bahagia dengan mood baik yang cenderung percaya pada apapun yang dikatakan orang lain.
"Mood positif cenderung merangsang kreatifitas, fleksibilitas, kemampuan bekerjasama dan rasa percaya pada orang lain. Sedangkan mood negatif akan membuat seseorang lebih kritis, berhati-hati dan perhatian pada suatu hal," ujar Forgas seperti dikutip dari Reuters, Rabu (4/11/2009).
Dalam Australian Science Journal disebutkan bahwa diantara sekian banyak mood negatif yang ada, ternyata perasaan sedihlah yang paling meningkatkan kemampuan otak seseorang dalam berpikir kritis, cermat dan menyimpan memori.
Forgas dan rekannya memulai studinya dengan memberi dua jenis tontonan pada partisipan, yaitu film sedih dan bahagia. Partisipan juga diminta untuk mengingat kembali masa-masa sedih dan bahagia yang pernah dialami. Setelah menonton film, partisipan kemudian diberi beberapa pertanyaan tentang mitos-mitos yang salah.
Hasilnya, partisipan yang telah menonton film sedih dan memiliki mood buruk tidak mudah percaya dengan mitos-mitos dan pernyataan yang salah dibanding partisipan yang menonton film bahagia dan memiliki mood yang lebih baik.
"Partisipan dengan mood buruk tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan, jarang melakukan kesalahan dan lebih ingat dengan apa yang terdapat dalam film yang mereka tonton daripada mereka dengan mood bahagia," jelas Forgas.
Seseorang dengan mood, perasaan atau pikiran buruk pun justru lebih baik dalam mengerjakan soal-soal tertulis dan menyelesaikan suatu kasus. "Mereka lebih konsentrasi dan sukses ketika mengerjakan sesuatu. Keahlian berkomunikasinya pun lebih baik," jelas Forgas.
"Mungkin itu karena perasaan mereka yang lebih sensitif dan cenderung mencurigai setiap hal sehingga dalam memutuskan atau memikirkan sesuatu akan lebih cermat, teliti dan matang," tambahnya.
Mood dan pikiran positif memang baik karena bisa meningkatkan rasa optimis. Tapi ternyata mood atau pikiran negatif pun ada manfaatnya. Otak menjadi lebih aktif, konsentrasi, jarang melakukan kesalahan, bahkan mungkin membuat seseorang lebih cerdas. Jadi tidak ada salahnya sesekali menangis atau berpikiran negatif.
Sumber : www.detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar